Senin, 02 November 2015

Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini



Sangatlah tidak bisa dipisahkan mengenai perkembangan dan pertumbuhan anak saat lahir. Perkembangan motorik dan fisik anak sangatlah berhubungan dengan pertumbuhan psikis anak. Oleh karena itu psikologli perkembangan anak usia dini berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh.
Anak akan mengalami suatu periode yang dinamakan sebagai masa keemasan anak saat usia dini dimana saat itu anak akan sangat peka dan sensitif terhadap berbagai rangsangan dan pengaruh dari luar. Laju perkembangan dan pertumbuhan anak mempengaruhi masa keemasan dari masing-masing anak itu sendiri. Saat masa keemasan, anak akan mengalami tingkat perkembangan yang sangat drastis di mulai dari pekembangan berpikiri, perkembangan emosi, perkembangan motorik, perkembangan fisik dan perkembangan sosial. Lonjakan perkembangan ini terjadi saat anak berusia 0-8 tahun, dan lonjakan perkembangan ini tidak akan terjadi lagi di periode selanjutnya. Saat perkembangan anak khususnya saat perkembangan dini, orang tua harus betul menjadikannya sebagai perhatian khusus, karena hal ini tentunya akan sangat berpengaruh terhadap kehidupan anak di masa yang akan datang. Guna mendukung hal tersebut berikut adalah beberapa hal yang harus di perhatikan orang tua mengenai perkembangan anaknya.

Perkembangan Kognitif


Perkembangan kognitif anak terbagi ke dalam beberapa tahap:
  • Tahap Sensorimotor, pada tahap ini kemampuan anak hanya pada gerakan refleks, mulai mengembangkan kebiasaan-kebiasaan awal, mereproduksi berbagai kejadian yang menurutnya menarik, mulai menggunakan berbagai hal atau peralatan guna mencapai tujuannya, melakukan berbagai eksperimen dan anak sudah mulai menemukan berbagai cara baru. Tahap sensorimotor terjadi saat usia 0-2 tahun.
  • Tahapan Pra-operasional, pada tahap ini anak mulai menerima berbagai rangsangan yang masih terbatas, Kemampuan bahasa anak mulai berkembang, meskipun pola pikirnya masih bersifat statsi dan masih belum mampu untuk berpikir secara abstrak, persepsi mengenai waktu dan mengenai tempat masih tetap terbatas. Tahap pra-operasional berkembang saat usia anak 2-7 tahun.
  • Tahap konkret operasional, pada tahap ini anak sudah bisa menjalankan operasional dan berpikirnya mulai berpikir secara rasional. Dalam tahap ini tugas-tugas seperti menyusun, melipat, melakukan pemisahan, penggabungan, menderetkan dan membagi sudah dapat dilakukan oleh anak. Tahap konkret operasional berlangsung pada usia 7-11 tahun.
  • Tahap Formal Operasional, dalam tahap ini anak sudah mulai beranjak sebagai seorang remaja. Dalam tahap ini, anak sudah mulai berpikir secara hipotetik, yaitu penggunaan hipotesis yang relevan sudah dilakukan anak guna memecahkan berbagai masalah. Sudah mampu menampung atau berpikir terhadap hal-hal yang menggunakan prinsip-prinsip abstrak, sehingga anak sudah bida menerima pelajaran-pelajaran yang bersifat abstrak seperti matematika, agama dan lain-lain.

Perkembangan Fisik Anak


Mengenai perkembangan fisik anak bisa dilihat dari perkembangan motroik anak. Perkembangan motorik anak ini terbagi lagi ke dalam perkembangan motorik halus dan perkembangan motorik kasar. Untuk lebih jelasnya bisa di baca di:Perkembangan Motorik Anak

Perkembangan Bahasa


Perkembangan bahasa anak usia dini terbagi ke dalam beberapa tahap, yaitu:
  • Periode prelingual, usia anak 0-1 thn, ciri utama adalah anak mengoceh untuk dapat berkomunikasi dengan orang tua, anak masih bersifat pasif saat menerima stimulus dari luar tapi anak akan menerima respon yang berbeda. Contoh: bayi akan senyum kepada orang yang dikenalnya dan menangis kepada orang yang tidak dikenal dan ditakutinya.
  • Periode Lingual, usia antara 1-2,5 tahun, dalam taha ini anak sudah mampu membuat sebuah kalimat, satu atau dua kata dalam percakapannya dengan orang lain.
  • Periode Diferensiasi, usia anak 2,5 - 5 thn, anak sudah memiliki kemampuan bahasa sesuai dengan peraturan tata bahasa yang baik dan benar. Permbendaharaan katanya sudang berkembang secara baik dilihat dari segi kuantitas dan kualitas.

Perkembangan Sosio-emosional


Perkembangan sosio emosisonal anak terbagi ke dalam beberapa tahap, yaitu:
  • Tahap percaya versus curiga (trust vs mistrust), usia anak 0-2 tahun, dalam tahap ini anak akan tumbuh rasa percaya dirinya jika mendapatkan pengalaman yang menyenangkan, namun akan tumbuh rasa curiga jika anak mendapat pengalaman yang tidak menyenangkan.
  • Tahap Mandiri versus Ragu ( Autonomy vs Shame), usia anak 2-3 tahun, perasaan mandiri mulai muncul tatkala anak sudah mulai menguasai seluruh anggota tobuhnya, sifat ragu dan malu akan muncul pada tahap ini ketika lingkungan tidak memberinya sebuah kepercayaan.
  • Tahap berinisiatif versus bersalah (initiative versus guilt), usia anak 4-5 tahun. Pada masa ini anak sudah mulai lepas dari orang tuanya, anak sudah mampu bergerak bebas dan berhubungan dengan lingkungan. Kondisi ini dapat menimbulkan inisiatif pada diri anak, namun jika anak masih belum bisa terlepas dari ikatan orang tuanya dan belum bisa berinteraksi dengan lingkungan, rasa bersalah akan muncul pada diri anak.

Sumber :Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini - Bidanku.comhttp://bidanku.com/psikologi-perkembangan-anak-usia-dini#ixzz3qJP0DxNh

Kiat Menciptakan Anak Cerdas Sejak Dini


anak cerdasMemiliki anak cerdas merupakan dambaan semua orang tua. Namun tahukah Anda bahwa orang tua dapatmendidik anakagar kecerdasannya dapat dirangsang sejak masih dalam kandungan? Bahkan sejak masihjanin, orang tua dapat melihat perkembangan kecerdasan anaknya. Untuk bisa seperti itu, orang tua harus memperhatikan beberapa aspek, antara lain terpenuhinya kebutuhan biomedis, kasih sayang, dan stimulasi.
Bicara tentang kecerdasan, tentu saja tidak bisa lepas dari masalahkualitas otak, sedangkan kualitas otak itu dipengaruhi oleh sejumlah fakor. Secara prinsip, perkembangan positif kecerdasan sejak dalam kandungan bisa terjadi dengan memperhatikan banyak hal. Diantaranya adalah:

Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi


  Pertama, kebutuhan-kebutuhan biologis (fisik) berupa nutrisi bagiibu hamilharus benar-benar terpenuhi. Seorang ibu hamil, gizinya harus cukup. Artinya ,asupan protein,karbohidrat,dan mineralnya terpenuhi dengan baik. Selain itu, seorang ibu hamil tidak menderita penyakit yang akan mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak dalam kandungannya. Kebutuhan nutrisi itu sendiri , sebenarnya bukan  hanya ketika ibu mengandung, melainkan ketika ia siap untuk mengandung pun sudah harus memperhatikan gizi, makanan dan komposisi nutrisinya harus lengkap, sehingga ketika hamil, dari segi   fisik sudah siap dan proses kehamilan akan berlangsung optimal secara nutrisi.
  Tapi, memang di Indonesia atau di negara-negara berkembang pada umumnya boleh dikatakan masih ajarang ada keluarga yang mempersiapkan kehamilan. Bahkan kadang ada kehamilan dianggap sebagai suatu yang mengejutkan. Berbeda dengan yang terjadi di negara-negara maju. Inilah yang cenderung menjadi penyebab awal mengapa anak-anak yang lahir kemudian tidak berkualitas, karena orang tua seakan tidak siap dalam segala hal untuk memelihara anaknya.

Pemenuhan Kebutuhan Kasih Sayang


  Seorang ibu harus menerimakehamilanitu dengan hati yang ikhlas dan bahagia, yakni kehamilan yang benar-benar dikehendaki. Tanpa kasih sayang, tumbuh kembang bayi tidak akan optimal. Si ibu hamil harus siap dan dapat menerima resiko dari kehamilannya. Risiko tersebut misalnya, seorang wanita karier yang hamil, merasa terbebani dan khawatir kehamilannya akan mengganggu  pekerjaannya. Ia sebenarnya ingin hamil, tapi disisi lain juga merasa tergangu dengan kehamilannya. Kondisi seperti ini tidak kondusif untuk merangsang perkembangan bayi dalam kandungannya.  
  Selain itu, ada faktor psikologis yang mempengaruhi perkembangan kecerdasan bayi, yaitu apakah si ibu hamil menikah secara resmi atau kawin lari. Pernikahannya direstui atau tidak, dan apakah ada komitmen antara istri dan suami. Tanpa komitmen diantara keduanya, kehamilan itu bisa dianggap mengganggu.
  Selain komitmen juga harus ada dukungan ( support ). Tanpa support, walaupun ada komitmen dari suami dan keluarga, namun masih dapat mengurangi perkembanan dan rangsangan kecerdasan bayi dalam kandungan. Jadi, variabel kasih sayang adalah komitmen dengan suami, serta support dari orang tua dan keluarga, sehingga seorang ibu dapat menerima kehamilannya dengan hati tentram.

Perhatian Penuh Ibu Hamil Terhadap Kandungannya

  Maksudnya adalah ibu hamil dapat memberikan rangsangan dan sentuhan secara sengaja kepada bayi dam kandungannya. Karena secara emosional akan terjadi kontak. Jika ibunya gembira dan senang, dalam darahnya akan melepaskan neo transmitter zat-zat rasa senang, sehingga bayi dalam kandungannya juga akan merasa senang.
  Sebaliknya, jika si ibu selalu merasa tertekan, terbebani, gelisah, dan stress, ia akan melepaskan zat-zat dalam darahnya yang mengandung rasa tidak nyaman tersebut, sehingga secara tidak sadar bayi akan terstimulasi dan juga ikut gelisah. yang paling baik adalah stimulasi berupa suara-suara, elusan, dan nyanyian yang disukai si ibu. Hal ini akan merangsang bayi untuk ikut senang.  Berbeda jika si ibu melakukan hal-hal yang tidak disukainya, karena itu sama saja memberikan rangsangan negatif pada bayi. Stimulasi ini akan lebih efektif bila kehamilan sudah menginjak usia diatas enam bulan.`Sebab, pada usia tersebut jaringan struktur otak pada bayi sudah mulai berfungsi.
  Untuk mendapatkan kondisi-kondisi itulah, seorang ibu harus tetap menjaga nutrisi yang di dapat dari makanan sehari-hari. Bahkan, perlu diimunisasi, misalnya dengan suntikan TT. Lakukan juga konsultasi rutin dengan dokter secara berkala. Awalnya bisa sebulan sekali, dan pada usia kehamilan tujuh bulan menjadi dua kali dalam sebulan. Selanjutnya diperketat menjadi seminggu sekali pada usia kehamalan sembilan bulan.
  Disarankan untuk tidak minum obat-obatan yang katanya bisa merangsang perkembangan dan kecerdasan otak bayi. Obat-obatan itu hanya omong kosong. Pemberian obat-obatan semacam itu percuma saja, dan tidak bepengaruh apa-apa. Yang penting ciptakan saja lingkungan yang mendidik, yaitu tiga faktor diatas. Stimulasi positif, memang dapat meningkatkan kecerdasan anak sejak dalam kandungan. Dari stimulasi ini diharapkan keika anak tumbuh, bukan hanya menjadi cerdas, melainkan dapat bersosialisasi dengan lingkungannya. Stimulasi juga dapat menimbulkan kedekatan antara ibu dan anak.

Sumber :Kiat Menciptakan Anak Cerdas Sejak Dini - Bidanku.comhttp://bidanku.com/kiat-menciptakan-anak-cerdas-sejak-dini#ixzz3qJONwpCj

Pola Asuh yang Baik Mendidik dan Mendisiplinkan Anak yang Bandel dan Susah Diatur

Ada banyak orangtua yang dikaruniai dengan karakter pendiam, penurut dan begitu bersahaja sehingga membuat mereka bersyukur dianugerahi anak yang baik dan penurut. Namun tak sedikit pula orangtua yang kebingungan dan hampir frustasi menghadapi buah hati mereka yang bandel dan susah diatur.
Hal ini seringkali membuat orangtua merasa pusing dan sulit sekali mendidik mereka, disatu sisi mereka adalah buah hati yang begitu dicintai oleh orangtuanya, namun disisi lain, perilaku anak yang bandel dan susah sekali diatur seringkali membuat orangtua merasa malu ketika anak mereka berulah dan bertingkah nakal dihadapan umum dan bahkan ketika perilaku anak sudah diluar batas dengan merugikan orang lain hal ini tentu saja akan membuat orangtua mereka menjadi kebingungan mendidik dan menghadapi perilaku mereka yang demikian.
Anak yang memiliki karakter sulit diatur dan bandel memang menjadi tugas yang extra dan sudah menjadi kewajiban orangtua dalam mendidik dan mendisiplinkan mereka. Namun tentunya dalam proses mendidik dan mendisiplinkan inilah yang akan menjadi tugas yang bisa dikatakan gampang-gampang susah untuk dilakukan, sebab jika kita melihat banyak orangtua yang mendidik dan menghadapi anak yang bandel melakukan cara yang salah dan keliru dengan mendidik anak mereka terlalu berlebihan apalagi ditambah dengan unsur kekerasan yang sampai menyakiti fisik anak.
Cara mendidik masing-masing orangtua memang berbeda, namun bagaimanapun segala tindakan kekerasan yang dapat menyakiti anak baik secara fisik maupun mental tidaklah dibenarkan sebagai tindakan yang baik dalam mendidik dan mendisiplinkan anak yang bandel dan nakal, lantaran hal ini akan dapat beresiko pada tumbuh kembang anak dan perkembangan mentalnya dimasyarakat saat ia besar kelak.
mendisiplinkan anak susah diatur
Ada beberapa langkah dan tahapan yang perlu dilakukan para orangtua dalam menghadapi dan mengatasi kenakalan anak agar perilaku tersebut bisa diredam dan sebisa mungkin dihilangkan pada diri anak. Nah, berikut ini kita akan kupas lebih dalam bagaimana menghadapi anak yang bandel dan sulit diatur secara bertahap dengan mengenali apa penyebab kenakalan pada anak dan bagaimana cara menghadapi dan mengatasinya.

Ketahui Penyebab Anak Menjadi Bandel

Pola Asuh Orangtua Sewaktu Masih Bayi

Perilaku ini umumnya berlangsung ketika anak masih bayi hingga berumur dibawah lima tahun dimana anda telah membiasakan menuruti seluruhnya keinginan dan tekad anak anda. Tak pedulikeinginan mereka merugikan anda ataupun membuat anda kesusahan mengabulkan keingannya tersebut. Hal semacam ini umumnya dipengaruhi oleh faktor ketidak tegaan orangtua sewaktu melihat anaknya menangis atau merengek sewaktu menginginkan sesuatu sehingga mereka lebih memilih untuk mengabulkan keinginan anak dengan mudah.
Namun tahukah anda, dengan memperlakukan anda demikian, hal ini secara tidak langsung membuat anda menjalankan pola asuh yang tidak tepat dimana ketika anak bertumbuh semakin besar perilaku yang sama akan mereka lakukan pada anda, sehingga ketika mereka menginginkan sesuatu dan orangtua merek atidak dapat mengabulkannya maka dengan mudah mereka akan memberikan ancaman dan teror yang akan membuat anda khawatir dan segera mengabulkan keinginannya. Hal inilah yang membuat anak menjadi nakal dan semena-mena terhadap orangtuanya terutama saat mereka memiliki keinginan.
Ketika anda sudah mendapati anak nakal diusaianya yang sudah semakin besar seperti usia sekolah anak saat ini dan anda merasa hal yang sama anda lakukan pada anak sewaktu mereka masih kecil dulu, maka jangan heran jika hal yang sama terjadi pada anak anda. Namun untuk mengatasinya, maka cobalah dengan perlahan merubah sikap anda terhadap anak dan cobalah tegas namun tidak berarti anda harus keras pada mereka.

Memperlihatkan Kekerasan Didepan Anak

Memiliki perbedaan pendapat dan perbedaan bersama dengan pasangan memang seringkali membuat kita jengkel dan tak bisa menahan amarah, namun ini bukan berarti anda bisa bebas memepertontonkan pertengkaran didepan anak-anak. Ingatlah, pelajaran pertama yang akan diserap oleh anak-anak adalah apa yang mereka dapat dari lingkungan terdekatnya. Jika anda seringkali mempertontonkan perselisihan terhadap anak, maka jangan heran jika mental dan karakter anak cenderung lebih keras dan sulit diatur.

Sikap Orangtua yang Tidak Pernah Menegur dan Bahkan Malah Menertawakan Sewaktu Anak berbicara Kotor

Ketika anak-anak melakukan hal yang tidak seharusnya mereka lakukan atau mengatakan hal-hal atau perkataan kotor dan anda lantas mengabaikannya atau bahkan menertawai mereka daripada menegur dan mengingatkan mereka adalah hal yang menjadi salah satu faktor anak menjadi nakal. Ketika anak berbicara kotor atau melakuan perbuatan yang tidak terpuji dan anda malah menertawai mereka dibandingkan menasehatinya, hal ini akan membuat anak berasumsi bahwa apa yang mereka lakukan adalah hal yang benar. Untuk itu, cobalah kontrol anak-anak anda dan usahakan berikan mereka lingkungan yang nyaman dengan pengaruh yang baik.
Nah, beberapa aspek diatas hanyalah segelintir contoh sumber dan penyebab kenakalan tumbuh dan muncul dalam diri anak yang membuat mental mereka terbentuk menjadi anak yang nakal dan sulit diatur oleh orangtuanya. Setelah menyimak beberapa penyebab diatas, kita simak juga bagaimana menghadapi anak yang bandel dan sulit diatur.

Pola Asuh yang Baik Menghadapi dan Mengatasi Anak yang Bandel dan Sulit Diatur


1. Terapkan Ketentuan-Ketentuan yang Tegas Untuk Membatasi Tingkah Laku Anak

Anak-anak yang bandel dan sulit sekali diatur umumya akan bertingkah dan bertindak semau mereka dan menganggap orangtua tidak sanggup menghadapi kenakalan mereka. Namun mengendalikan dan mendidik mereka adalah tanggung jawab kita para orangtua, apalagi memiliki anak yang baik, penurut dan berpretasi disekolah tentunya akan menjadi kebanggaan, bukan hanya untuk orangtua saja namun juga lingkungan sekitarnya. Untuk itulah, langkah awal dalam menghadapi anak yang bandel dan sulit diatur adalah dengan menerapkan ketentuan-ketentuan yang tegas untuk membatasi tingkah laku anak baik dirumah, sekolah maupun dilingkungannya. Selain itu, jika anak melanggar ketentuan yang anda tetapkan maka janganlah segan untuk memberlakukan sanksi tegas yang mendidik untuk mereka, seperti misalkan ketika anda berkata kotor atau berkelahi dilingkungannya maka anda akan menghukum anak dengan tidak membiarkan mereka bermain seharian.

2. Berikan Mereka Tanggung Jawab Sesuai dengan Usianya

Langkah selanjutkan untuk menghadapi anak yang bandel adalah dengan memberikan mereka sebuah tanggung jawab yang sesuai dengan usianya. Misalkan, berikan anak tanggung jawab untuk merawat dan memelihara sendiri barang miliknya terutama barang kesayangannya. Contohnya, ketika anak bermain dengan peralatan barbie atau mainan robot-robotan milikinya, maka mintalah anak untuk membereskan kembali mainan yang ia keluarkan jika tidak dibereskan maka berikan pengertian pada mereka bahwa mereka akan kehilangan barang kesayangannya atau bahkan barang tersebut bisa hilang. Dengan begini anak akan mau tidak mau untuk mulai dengan perlahan mengurus barang-barang tersebut dan secara tidak langsung jiwa penurut dalam dirinya akan mulai muncul.

3. Luangkan Waktu Bersama dengan Anak

Penyebab lain karakter anak yang bandel dan sulit diatur bisa muncul atau terjadi dalam rangka si anak mencoba mengambil perhatian anda karena mereka ingin diperhatikan. Nah jika hal ini terjadi, bisa mungkin waktu anda bersama dengan mereka kuranglah berkualitas. Untuk itu, sebagai orangtua yang baik cobalah luangkan waktu anda bersama dengan mereka.
Dunia anak adalah dunia bermain, maka tidak ada salahnya luangkan satu waktu dalam satu minggu untuk menghabiskan waktu bermain bersama dengan anak. Tak perlu pergi jauh mengunjungi tempat wisata untuk membuat anak senang dengan bermain dan menemani anak bermain mainan kesukaannya akan membuat mereka merasa diperhatikan dan didengarkan.
Mendidik anak yang bandel dan sulit diatur menjadi penurut memang bukanlan perkara yang mudah. Namun apapun caranya, segala bentuk tindakan kekerasan baik fisik maupun mental tidaklah dibenarkan dan bukanlah solusi yang baik dalam mendisiplinkan anak. Semoga kiat pola asuh diatas dapat bermanfaat dan membantu ibu mendidik mereka buah hati tercinta.  

Sumber :Pola Asuh yang Baik Mendidik dan Mendisiplinkan Anak yang Bandel dan Susah Diatur - Bidanku.comhttp://bidanku.com/pola-asuh-yang-baik-mendidik-dan-mendisiplinkan-anak-yang-bandel-dan-susah-diatur#ixzz3qJOEltNZ